Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Inovasi Padi Varietas IPB 3S dan IPB 4S

Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan perguruan tinggi yang banyak menyumbang inovasi pertanian untuk pembangunan bangsa Indonesia. Berbagai inovasi baru untuk produk pertanian berhasil dibuat oleh lembaga pendidikan ini. Inovasi yang paling membuat bangga Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) adalah dikembangkanya varietas IPB 3S dan IPB 4s. Dalam berbagai kesempatan mengisi materi di kampus lain, Bapak Amran Sulaiman sering sekali mengajak semua perguruan tinggi di Indonesia ikut membuat inovasi pertanian seperti yang telah dilakukan oleh IPB.

Source: Innovipb.com

Lalu varietas padi seperti apa padi IPB 3S dan IPB 4S? Menurut paparan dari Direktorat Riset dan Inovasi IPB Varitas IPB 3s dan IPB 4S adalah varietas padi sawah irigasi tipe terbaru. Varietas ini memiliki arsitektur yang kokoh dan malai padi yang lebat, sehingga dapat meningkatkan produktivias lahan sawah, terutama pada wilayah-wilayah yang cocok. Padi ini merupakan golongan Cere yang memiliki umur tanaman kurang lebih 112 hari untuk bisa dipanen. Jumlah gabah permail bisa mencapai 2018-223 butir dengan potensi hasil bisa menvapai 11,2 ton/ha.

Tentunya varietas yang ada ini akan meningkatkan produktivitas panen padi bagi para petani. Jika memang ini diimplementasikan dengan baik maka jual beli pertanian akan semakin maju. Apa lagi dengan adanya marketplace pertanian seperti Agromaret.com. Maka insyallah pertanian di Indonesia semakin baik.

Varietas, suatu peringkat taksonomi (tumbuhan) di bawah jenis/spesies Istilah yang usang, keliru, dan kabur bagi kultivar, khususnya untuk tumbuhan yang dibudidayakan (tanaman) Penyingkatan bagi varietas tanaman, suatu objek hukum yang berkaitan dengan Perlindungan bagi Hak Pemulia Tanaman. (wikipedia)

Varietas ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan varietas padi yang lain, diantaranya adalah: 1) Merupakan inovasi untuk menambah produktivitas untuk memwujudkan ketahanan pangan dengan Padi Tipe Baru (PTB). 2) Varitas yang dihasilkan cenderung tahan terhadap penyakit tungro, blas, dan hawar daun, sehingga akan mengurangi input anti hama dan menekan biaya produksi dengan hasil yang tinggi. 3) Nasi yang dihasilkan bertekstur pulen yang sangat sesuai dengan masyarakat Indonesia. 4) Tahan terhadap kerebahan dan kerontokan sehingga meminimalisir kerugian dan kehilangan hasil panen. 5) Kedua varietas sangat cocok untuk sawah tadah hujan. 6) Varietas IPB 3S mempunyai potensi produksi 11.23 ton/ha GKG dan varietas IPB 4S mempunyai potensi produksi 10.56 ton/ha.

Padi ini sudah diuji di Sembilan lokasi yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera dan Bali mulai tahun 2015. Panen perdana dilakukan pada tahun 2015 menghasilkan fakta bahwa Varietas ini mampu berpoduksi rata-rata 12 ton/ha. Menurut Balai Pengkajian Terknologi Pertanian (BPTP-Kementan RI) varietas ini daya rebahnya belum berbeda jauh dengan varietas lainya sehingga perlu adanay pengkajian ulang dan perbaikan inovasi.

Hingga saat ini Padi IPB 3S dan IPB 4S masih dalam proses uji percobaan yang dilakukan oleh etani di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini adalah wujud konsistensi IPB untuk mendifusikan hasil pertanianya kepada petani langsung. Dr Ali Jamil Kepala BPTP menyatakan bahwa biarkan nanti petani yang memilih sendiri varietas apa yang cocok untuknya, sehingga bisa menimang-nimang untung ruginya secara mandiri.

Produk ini adalah wujud bakti IPB untuk membangun pertanian Indonesia. Bukan berjalan sendiri IPB juga sudah mennggandeng Kementerian Pertanian dan berbagai pihak lain untuk mengembangkan varietas baru ini. Sejatinya pembangunan tidak bisa dicapai sendiri, pembangunan yang sesunggunya hanya bisa dicapai oleh sinergi yang baik oleh semua pihak, baik pemerintah, akademisi, pihak swasta, dan rakyat sebagai aktor utama. (Novan Aji I.)