Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Faktor Indikator Kesehatan Jantung

Penyakit jantung, terutama jantung koroner merupakan salah satu penyakit tidak menular yang kerap mengakibatkan kematian secara langsung pada para korbannya. Seseorang yang menderita jantung koroner berisiko besar mengalami serangan jantung yang begitu mematikan dan tak diundang kedatangannya.

Faktanya, dari 75% korban serangan jantung merupakan orang-orang yang mengabaikan dan tidak pernah memeriksakan kondisi kesehatannya seperti tekanan darah, gula darah dan lainnya. Padahal itu semua merupakan indikator dalam menilai sistem kardiovaskular atau kondisi kesehatan jantung.

Berikut 5 indikator kesehatan jantung dan jumlah idealnya yang harus diketahui sebagai pengingat bila saja berada dalam kondisi kesehatan yang buruk.

Indikator Kesehatan Jantung

1. Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan ukuran dari seberapa kuatnya jantung dalam memompa darah hingga beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. Itulah alasan dibalik pentingnya memeriksa juga mengetahui tekanan darah secara rutin. Semakin ideal tekanan darah menandai kinerja jantung dan kondisi tubuh yang optimal.

Idealnya, tekanan darah normal untuk orang dewasa berada pada kisaran angka 90-120 mmHg untuk sistolik dan 60-80 mmHg untuk nilai diastoliknya. Jika dirata-ratakan maka nilai ideal untuk tekanan darah orang dewasa yakni 120/80 mmHg.

2. Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh (IMT) menjadi salah satu indikator kesehatan jantung lainnya. Metode ini bertujuan untuk menentukan berat badan ideal dengan membandingkan berat dan tinggi badan. Namun IMT memiliki keterbatasan karena tidak memperhitungkan komposisi tubuh, apakah berat badan itu karena otot atau lemak, totally hanya jumlahnya saja.

Alasan itulah yang membuat para ahli menyarankan agar tidak terlalu terfokus pada IMT. Namun, perlu memakai metode lainnya yakni dengan mengukur lingkar pinggang. Mengingat lemak pinggang atau lemak perutlah yang paling berhubungan dengan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung.

Untuk orang Asia, indeks massa tubuh idealnya berada pada kisaran 18,5-22,9. Ketika IMT-nya menyentuh angka 23-24,9 maka termasuk kategori pra-obesitas dan dianggap obesitas jika nilai IMT-nya berada di atas 25. Sedangkan untuk lingkar pinggang ideal pria yakni kurang dari 90 cm dan untuk wanita kurang dari 80 cm.

3. Gula Darah

Tingginya kadar gula dalam darah atau hiperglikemia ternyata tidak hanya berdampak pada timbulnya penyakit diabetes saja. Lebih dari itu, para ahli menunjukkan bahwa, tingginya kadar gula dalam darah juga dapat meningkatkan risiko terhadap kerusakan jantung bahkan pada seseorang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan aliran darah menjadi terganggu sehingga berdampak pada kerja otot jantung yang melemah akibat kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Kondisi ini pun pada akhirnya akan bermuara pada kerusakan saraf juga pembuluh darah, memungkinkan terjadinya gagal jantung atau stroke. Jadi, semakin tinggi kadar gula darahnya, maka semakin besar pula risikonya terhadap kerusakan jantung.

Kadar gula darah normal dapat diketahui melalui dua cara, yakni kadar gula darah puasa dan kadar gula darah sesaat (2 jam setelah makan). Kadar gula darah puasa normalnya berada pada kisaran 70-100 mg/dL, sedangkan untuk kadar gula darah sesaat harus berada dibawah 140 mg/dL.

4. Kadar Trigliserida dan Kolesterol

Trigliserida dan kolesterol sama-sama berasal dari lemak namun memiliki peran terpisah. Trigliserida berperan sebagai cadangan energi, sedangkan kolesterol sendiri bermanfaat untuk membangun sel dan hormon tertentu.

Melihat perannya tersebut, tak dapat dipungkiri bahwa keduanya memang dibutuhkan oleh tubuh, asalkan jumlahnya tidak berlebihan. Kadar trigliserida dan kolesterol (khususnya LDL) yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Bagaimana bisa? Ketika kadar trigliserida dan kolesterol berada di atas normal maka aliran darah menuju jantung akan terhambat akibat pembuluh darah yang menyempit.

Bila tidak segera ditangani, penyempitan dan penebalan pembuluh darah ini berakibat pada penumpukan plak terus-menerus sehingga terbentuklah bekuan darah yang menyebabkan peredaran darah dan suplai oksigen menuju jantung terhenti dan akhirnya terjadilah serangan jantung seketika.

Karena itulah, sangat penting bagi kita untuk menjaga kadar trigliserida dan kolesterol di dalam tubuh agar tetap ideal. Cara terbaik untuk mengatasi atau menjaga kadar ideal keduanya bukan dengan penggunaan obat, namun dengan penerapan gaya hidup sehat. Untuk diketahui, kadar trigliserida dianggap normal/ideal jika nilainya kurang dari 150 mg/dL, sedangkan batas normal kolesterol total dalam tubuh yakni 160-200 mg/dL.